Kamis, 25 Februari 2016

IKHALAS



Ikhlas adalah buah dan intisari dari iman. Seorang tidak dianggap beragama dengan benar jika dia tidak ikhlas.

Abu Al Qosim Al Qusyairi mengatakan, “Ikhlas adalah menjadikan niat hanya untuk Allah dalam melakukan amalan ketaatan.
Jadi, amalan ketaatan tersebut dilakukan dalam rangka mendekatkan diri pada Allah.
Sehingga yang dilakukan bukanlah ingin mendapatkan perlakuan baik dan pujian dari makhluk atau yang dilakukan bukanlah di luar mendekatkan diri pada Allah.”

Abul Qosim juga mengatakan, “Ikhlas adalah membersihkan amalan dari komentar manusia.” Allah akan senantiasa menolong kaum muslimin karena keikhlasan sebagian orang dari umat ini.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ;
“Allah akan menolong umat ini karena sebab orang miskin, karena do’a orang miskin tersebut, karena shalat mereka dan karena keikhlasan mereka dalam beramal."

Ikhlas adalah salah satu syarat diterimanya suatu amalan, di samping amalan tersebut harus sesuai tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Tanpa ikhlas, amalan jadi sia-sia belaka. Ibnul Qayyim dalam Al Fawa-id memberikan nasehat yang sangat indah tentang ikhlas,
“Amalan yang dilakukan tanpa disertai ikhlas dan tanpa mengikuti tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bagaikan seorang musafir yang membawa bekal berisi pasir.  Bekal tersebut hanya memberatkan, namun tidak membawa manfaat apa-apa.” 

Maka, Ikhlaslah seperti surat Al Ikhlash yang tak ada kata 'ikhlas' didalamnya. Dia yang ikhlas adalah dia yang berbuat tanpa pernah menyebutkan keikhlasannya.

SEMOGA BERMANFAAT



Kadang up date status bermanfaat akan kalah dengan postingan cewek cantik dan seksi yang mengumbar aurat
Dan status dakwah kadang kalah dengan status tentang cinta dan rindu

Namun apapun itu,
Janganlah lelah untuk menebar kebaikan
Jangan lelah untuk mengamalkan ilmu
Tak perlu memikirkan berapa banyak +1 dan komen
Tak perlu juga mengemis +1

Batu yang keras akan menjadi hancur bila terus di tetesi air.
Begitupun dengan status yang bermanfaat.

Allah maha membolak balikkan hati.
Hari ini cuek siapa tau besok hati terbuka untuk membaca lalu. kemudian mengamalkannya.
Teruslah membagikan kebaikan! Hanya karena Allah saja.
Aamiin.

INGIN DICINTAI ALLAH DAN DICINTAI MANUSIA



Betapa bahagianya seorang yang terkumpul padanya dua kemuliaan ini.

Ia dicintai oleh Rabbnya, ia juga mendapat kecintaan manusia.

Namun bagaimana cara untuk meraihnya?

Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, telah memberikan bimbingan, kunci untuk mendapatkan kecintaan Allah dan juga kecintaan manusia.

Dari Shahabat Sahl bin Sa'ad as Sa'idiy radhiyallahu 'anhu, beliau menceritakan: 

Suatu ketika ada seseorang datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian berkata:

ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺩﻟﻨﻲ ﻋﻠﻰ ﻋﻤﻞ ﺇﺫا ﺃﻧﺎ ﻋﻤﻠﺘﻪ ﺃﺣﺒﻨﻲ اﻟﻠﻪ ﻭﺃﺣﺒﻨﻲ اﻟﻨﺎﺱ؟ 

Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku sebuah amalan yang apabila aku mengamalkannya Allah akan mencintaiku, dan manusia pun mencintaiku.

Maka Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

اﺯﻫﺪ ﻓﻲ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻳﺤﺒﻚ اﻟﻠﻪ، ﻭاﺯﻫﺪ ﻓﻴﻤﺎ ﻓيما اﻟﻨﺎﺱ ﻳﺤﺒﻚ اﻟﻨﺎﺱ

"Zuhudlah kamu terhadap dunia, maka niscaya Allah akan mencintaimu. Dan zuhudlah engkau terhadap apa yang ada di sisi manusia, niscaya manusia akan mencintaimu."
(HR. Ibnu majah no. 4102)..(ARY)

Rabu, 24 Februari 2016

HATI SEORANG INSAN




Orang yang bijak sikapnya itu dilihat dari kedewasaaannya dalam berucap , orang yang tinggi ilmunya itu terlihat dari kerendahan hatinya

Banyak yang berilmu tapi hatinya penuh kebencian subur kebencian bertambah, bila ia tak segolongan dan sependapat

Tak cukup di sana, orang pandir yang mengaku berilmu lebih senang menyebar hasutan, menyebar kebencian, daripada menasehati sesamanya

Di depan jamaah dan orang pandir lainnya, ia seperti berakhlaq dalam komunikasi yang tak terungkap akhlaq buruknya terbuka lebar

Banyak yang mengaku hafal Quran dan dengan angkuhnya, sebutan hafidz disandangnya sayangnya, lisan dan perbuatannya tak pernah menjaga Al-Quran

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. {Q.S Al Hujurat (49) : 12}

Nasehat dan kritik itu boleh di dalam islam, sebab itulah penyelamat, Bukan berarti membolehkan kebencian sesamanya, padahal memiliki semangat aqidah yang sama.

Senin, 22 Februari 2016

INGIN BERKAH DAN LANCAR RIZKINYA? SELALU BERSYUKUR DAN JANGAN SAKITI ISTRI




Bismillahir-Rahmaanir-Rahim.. Kisah melancarkan rejeki ini saya dapat tanpa sengaja. Beberapa tahun yang lalu saat saya berangkat kuliah, saya bertemu dengan orang yang memberikan wejangan ini.

Hari itu saya terburu-buru berangkat ke tempat kuliah, maklum hari itu saya agak terlambat
padahal hari itu mata kuliah favorit saya. Saat hujan turun tiba-tiba, saya baru sadar kalau lupa membawa mantel, akhirnya berteduhlah saya di sudut sebuah warung.

Di tempat itu saya berkenalan dengan seorang yang sangat baik, dia seorang menantu kyai pemilik pondok pesantren. Obrolan kami tambah seru saat menginjak materi rejeki bagi
manusia.

Pekerjaan dia adalah pekerjaan serabutan. Dia tidak memiliki pekerjaan tetap, tetapi dia bersyukur bisa mencukupi kebutuhan keluarganya dengan baik. Sandang, pangan, dan perhiasan untuk istrinya selalu tercukupi tanpa kekurangan.

"Itulah misteri rejeki mas", kata orang itu pada saya.

Saat saya tanya apa rahasianya rejeki dia selalu berlimpah, jawaban dia terletak pada selalu bersyukur, dan terpenting jangan pernah sedikitpun menyakiti atau membuat kecewa istri. Itu wejangan yang selalu diberikan oleh mertua saya, dan saya membuktikan sendiri sampai sekarang, kata orang itu dengan wajah serius.

Dengan selalu bersyukur, bahkan saat terkena musibah sekalipun, kenikmatan yang akan kita terima akan ditambah oleh Allah. "Itu janji Allah, bukan main-main mas", kata orang itu.

Janji Allah tentang umatnya yang mau bersyukur memang sering kita dengar dalam berbagai kotbah atau ceramah agama. Jika kita mau menghitung berapa nikmat yang diberikan Allah pada kita, pasti tidak akan pernah habis. Itulah gambaran rasa syukur yang harus kita ungkapkan, tapi terkadang banyak manusia yang lupa mensyukuri nikmat tersebut.

Berikutnya jangan sakiti istri kita. Inilah poin yang saya pegang terus sampai sekarang. Pekerjaan seorang istri adalah pekerjaan terberat dalam keluarga. Seorang istri harus selalu melayani suami, dan juga melahirkan dengan taruhan nyawa.

Membesarkan anak dengan susah payah, terkadang rela mengorbankan waktunya agar anaknya bisa tumbuh sehat dan berbagai pengorbanan yang tak terhitung saat harus berusaha memenuhi serta melayani kebutuhan suami dan anak-anaknya.

Dengan melihat beratnya tugas sang istri di atas, tegakah anda menyakiti istri anda?

Menurut orang yang saya kenal tersebut, banyak tidaknya rejeki yang dia terima terkadang tergantung pada perlakuannya pada sang istri. Saat dia keluar rumah mencari sesuap nasi dengan niat membahagiakan istrinya (saat itu dia belum punya anak), rejeki yang dia terima hari itu pasti banyak.

Sebaliknya jika saat berangkat mencari nafkah dia sebelumnya menyakiti hati istrinya, terkadang dia tidak mendapat hasil apapun yang bisa dibawa pulang.

Kisah di atas mungkin terkesan dibuat-buat, tetapi saya baru sadar dan merasakan sendiri
saat saya sudah berkeluarga. Apa yang saya alami sama persis dengan yang dialami orang yang saya kenal beberapa tahun yang lalu tersebut.

Istri memang mempunyai peranan sangat besar dalam mendatangkan rejeki bagi kita. Mungkin doa istri mempunyai kekuatan yang dahsyat bagi sebuah keluarga.

Pesan saya, jangan pernah sedikitpun menyakiti hati istri kita jika ingin rejeki kita berlimpah. Semoga kisah ini berguna bagi kita semua.

Alhamdulillah...
Ya Allah jadikan wanita yang membaca kisah ini menjadi wanita yang sholehah. Dan lelaki
yang membaca status ini semoga menjadi lelaki sholeh yang bertanggung jawab. Aamiin

  • Allahumma Aamiin.(ARY)

MENGENAL TAUHID DAN KEUTAMAANNYA






Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Bagi setiap muslim, kehidupan di alam dunia adalah kesempatan emas untuk beribadah dan mengabdi kepada Allah. Karena dengan ibadah itulah dia akan bisa meraih kebahagiaan dan keselamatan.

Allah Ta’ala berfirman , “Dan tidaklah Kami menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepadaKu.” (QS. Adz-Dzariyat : 56).

Syaikh as Sa’di rahimahullah berkata, “Tidak ada suatu perkara yang memiliki dampak yang baik serta keutamaan beraneka ragam seperti halnya tauhid. Karena sesungguhnya kebaikan di dunia dan di akhirat itu semua merupakan buah dari tauhid dan keutamaan yang muncul darinya.” (al Qaul as Sadid fi Maqashid at-Tauhid, hal. 16).

Makna Tauhid

Para ulama menjelaskan bahwa ibadah kepada Allah tidak akan diterima tanpa tauhid. Apakah yang dimaksud dengan tauhid?

Syaikh Muhammad At Tamimi rahimahullahmenjelaskan dalam risalah Ushul Tsalatsah, bahwa tauhid adalah mengesakan Allah dalam beribadah. Hal ini menunjukkan bahwa tauhid mengandung penetapan ibadah, hanya boleh dipersembahkan kepada Allah dan wajibnya meninggalkan sesembahan selainNya.

Allah Ta’ala berfirman, “Sembahlah Allah dan janganlah kalian mempersekutukan dengan-Nya sesuatu apapun.” (QS. An-Nisaa’ : 36).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hak Allah atas setiap hamba adalah supaya mereka menyembahNya dan tidak mempersekutukan denganNya sesuatu apapun.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Syaikh Shalih al Fauzan hafizhahullah berkata, “.. Beribadah kepada Allah dan meninggalkan ibadah kepada selainNya, inilah makna tauhid. Adapun beribadah kepada Allah tanpa meninggalkan ibadah kepada selainNya, ini bukanlah tauhid. Orang-orang musyrik beribadah kepada Allah, akan tetapi mereka juga beribadah kepada selainNya sehingga dengan sebab itulah mereka tergolong sebagai orang musyrik. Maka bukanlah yang terpenting itu adalah seorang beribadah kepada Allah, itu saja. Akan tetapi yang terpenting ialah beribadah kepada Allah dan meninggalkan ibadah kepada selainNya. Kalau tidak seperti itu maka dia tidak dikatakan sebagai hamba yang beribadah kepada Allah. Bahkan ia juga tidak menjadi seorang muwahhid/ahli tauhid. Orang yang melakukan sholat, puasa, dan haji tetapi dia tidak meninggalkan ibadah kepada selain Allah maka dia bukanlah muslim…” (I’anatul Mustafid, Jilid 1 hal. 38-39)

Makna Ibadah

Para ulama juga menjelaskan, bahwa ibadah kepada Allah mencakup segala sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh Allah, baik berupa ucapan maupun perbuatan, yang tampak maupun yang tersembunyi. Ibadah harus dilandasi dengan kecintaan dan pengagungan kepada Allah. Ibadah adalah hak Allah semata, tidak ada yang berhak menerima ibadah selainNya.

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Menurut pengertian syari’at ibadah itu adalah suatu ungkapan yang memadukan antara kesempurnaan rasa cinta, ketundukan, dan rasa takut.” (Tafsir al Qur’an al ‘Azhim[1/34] cet. al Maktabah at Taufiqiyah).

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Ibadah dibangun di atas dua perkara; cinta dan pengagungan. Dengan rasa cinta maka seorang berjuang menggapai keridhaan sesembahannya (Allah). Dengan pengagungan maka seorang akan menjauhi dari terjerumus dalam kedurhakaan kepadaNya. Karena kamu mengagungkanNya maka kamu merasa takut kepadaNya. Dan karena kamu mencintaiNya, maka kamu berharap dan mencari keridhaanNya.” (asy Syarh al Mumti’ ‘ala Zaad al Mustaqni’ [1/9] cet. Mu’assasah Aasam).

Allah Ta’ala berfirman, “Dan tidaklah mereka diperintahkan kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikan agama/amal untukNya dengan hanif, mendirikan sholat, dan menunaikan zakat. Dan itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah : 5).

Allah Ta’ala berfirman, “Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabbnya, hendaklah dia melakukan amal salih dan tidak mempersekutukan dalam beribadah kepada Rabbnya dengan sesuatu apapun.” (QS. Al-Kahfi : 110)

Kandungan Kalimat Tauhid

Ibadah kepada Allah dan meninggalkan sesembahan selainNya inilah makna dan kandungan dari kalimat tauhid laa ilaha illallah. AllahTa’ala berfirman, “Dan tidaklah Kami mengutus sebelum kamu seorang rasul pun melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwa tiada sesembahan (yang benar) selain Aku, maka sembahlah Aku saja.” (QS. Al-Anbiya’ : 25).

Allah Ta’ala juga berfirman , “Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah adalah (sesembahan) yang haq, sedangkan segala yang mereka seru/ibadahi selainNya, itulah (sesembahan) yang batil.” (QS. Al-Hajj : 62).

Oleh sebab itu tidak boleh ibadah ditujukan kepada malaikat, nabi, wali, orang salih, matahari, api, apalagi batu dan pohon.

Segala sesembahan selain Allah yang dipuja oleh manusia (dan dia ridha dengannya) adalah thaghut. AllahTa’ala berfirman, “Dan sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul yang menyerukan; Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut.” (QS. An-Nahl : 36).

Syaikh Shalih al Fauzan hafizhahullah menjelaskan, “Ibadah kepada thaghut maksudnya adalah ibadah kepada selain Allah subhanahu. Sebab ibadah tidaklah sah jika dibarengi dengan syirik. Dan ia tidaklah benar kecuali apabila dilakukan dengan ikhlas/murni untuk Allah ‘azza wa jalla. Adapun orang yang beribadah kepada Allah namun juga beribadah kepada selainNya, maka ibadahnya itu tidak sah/tidak diterima.” (Mazhahir Dha’fil ‘Aqidah fi Hadzal ‘Ashr, hal. 12).

Keutamaan Kalimat Tauhid

Kalimat tauhid laa ilaha illallah adalah cabang keimanan yang paling tinggi dan paling utama. Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Iman itu terdiri dari tujuh puluh lebih cabang dan yang tertinggi adalah ucapan laa ilaha illallah, yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan rasa malu pun termasuk cabang keimanan.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Imam an Nawawi rahimahullah berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan bahwa bagian iman yang paling utama adalah tauhid yang hukumnya wajib ‘ain atas setiap orang, dan itulah perkara yang tidaklah dianggap sah/benar cabang-cabang iman yang lain kecuali setelah sahnya hal ini (tauhid).” (Syarh Muslim, 2/88).

Akan tetapi kalimat tauhid ini hanya akan bermanfaat apabila disertai dengan keikhlasan dan pemahaman terhadap kandungannya serta tunduk terhadap konsekuensinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi orang yang mengucapkan laa ilaha illallah dengan ikhlas karena mengharap wajah Allah.” (HR. Bukhari).

Orang yang mengucapkan laa ilaha illallah harus melaksanakan konsekuensinya, yaitu beribadah kepada Allah, tidak berbuat syirik dan melaksanakan kewajiban-kewajiban Islam.

Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya mengenai amalan yang bisa memasukkan ke dalam surga. Maka beliau menjawab, “Kamu beribadah kepada Allah dan tidak mempersekutukanNya dengan sesuatu apapun. Kamu mendirikan sholat wajib, zakat yang telah difardhukan, dan berpuasa Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu).

Adapun orang yang mengucapkan laa ilaha illallah di lisan saja sementara hatinya tidak meyakininya maka ini adalah keadaan orang munafik. Sementara orang munafik di akhirat kekal di dalam neraka. Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya orang-orang munafik itu di dalam kerak terbawah dari neraka.” (QS. An-Nisaa’ : 145).

Syaikh Shalih al Fauzan hafizhahullah mengatakan, “Aqidah tauhid ini merupakan asas agama. Semua perintah dan larangan, segala bentuk ibadah dan ketaatan, semuanya harus dilandasi dengan aqidah tauhid. Tauhid inilah yang menjadi kandungan dari syahadat laa ilaha illallah wa anna Muhammadar rasulullah. Dua kalimat syahadat yang merupakan rukun Islam yang pertama. Maka, tidaklah sah suatu amal atau ibadah apapun, tidaklah ada orang yang bisa selamat dari neraka dan bisa masuk surga, kecuali apabila dia mewujudkan tauhid ini dan meluruskan aqidahnya.” (Ia’nat al Mustafid bi Syarh Kitab at Tauhid [1/17] cet. Mu’assasah ar Risalah).

Pentingnya Tauhid

Syaikh as Sa’di rahimahullah berkata, “Di antara keutamaan tauhid yang paling agung adalah ia merupakan sebab yang menghalangi kekalnya seorang di dalam neraka, yaitu apabila di dalam hatinya masih terdapat tauhid meskipun seberat biji sawi. Kemudian, apabila tauhid itu sempurna di dalam hati maka akan menghalangi masuk neraka secara keseluruhan/tidak masuk neraka sama sekali.” (al-Qaul as-Sadid fi Maqashid at-Tauhid, hal. 17).

Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Allah ta’ala berfirman, “Wahai anak Adam! Seandainya kamu datang kepadaKu dengan membawa dosa hampir sepenuh isi bumi lalu kamu menemuiKu dalam keadaan tidak mempersekutukanKu dengan sesuatu apapun, niscaya Aku pun akan mendatangimu dengan ampunan sebesar itu pula.” (HR. Tirmidzi dan dihasankan olehnya).

Tauhid inilah intisari dan pokok ajaran Islam. Sebagaimana ditunjukkan oleh hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma yang mengisahkan diutusnya Mu’adz bin Jabal radhiyallahu’anhu ke Yaman. Di dalam hadits itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan kepada Mu’adz, “Hendaklah yang pertama kali kamu serukan kepada mereka adalah syahadat laa ilaha illallah’ dalam riwayat lain disebutkan ‘supaya mereka mentauhidkan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim).(ARY)

8 DOSA INILAH YANG BISA MENGHALANGI DATANGNYA JODOH





Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah menetapkan beberapa hal dalam hidup kita seperti maut, rezeki dan juga jodoh. Semua orang tidak dapat mengetahui semuanya secara pasti. 

Memang dalam memilih jodoh ada yang mudah ada juga yang sulit. Namun sebenarnya selain kehendak Allah, ada juga peran kita dimana terdapat dosa yang menghalangi jodoh sehingga usia yang beranjak matang untuk menikah pun telah terlewati karena dosanya tersebut. Seperti apa dosa yang menghalangi seseorang untuk mendapatkan rezeki berupa pasangan tersebut? Perhatikan baik-baik

1. Berbuat Syirik

Perbuatan syirik merupakan perbuatan yang berdosa besar. Syirik artinya menyekutukan Allah dengan yang lainnya baik dalam hal illahiah maupun rububiyyah. Saat kita merasakan jodoh tak kunjung datang, bukannya berdoa dan beribadah kepada Allah, justru yang dilakukannya adalah pergi ke dukun, menanyakan kepada tukang ramal atau mengamalkan sesuatu yang tidak ada dalil Al Quran maupun Sunnah RasulNya. Dengan melakukan syirik, seseorang benar-benar tersesat dari jalan yang lurus.

Seharusnya yang dilakukan adalah mengoreksi diri sendiri yang berhubungan dengan masalah ibadah. Ingat kembali apakah shalat kita masih bolong dan malas dalam mengerjakannya. Jika hal tersebut memang benar, maka jangan menyalahkan Allah jika jodoh yang akan Allah berikan dilambat-lambatkan.

Perbaikilah hubungan dengan Allah berupa shalat tepat waktu dan lakukan ibadah lainnya yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Insyaallah jodoh yang terbaik akan segera Allah kirim.
Sebagai ladang ikhtiar, lakukan juga pencarian jodoh dengan cara yang Islami. Gunakan cara taaruf dan memilih pasangan dengan agama yang baik.

“Janganlah sekali-kali kamu diperdaya dunia dan diperdaya para penipu yang mengatasnamakan Allah” (QS Lukman 33)

Apabila memang orang yang berbuat syirik tersebut mendapatkan jodoh, maka jodoh yang didapatnya akan memiliki kepribadian serupa yaitu sama-sama berdosa syirik dan bukannya keberkahan atau kebahagiaan yang didapat, justru ketidaknyamanan dan pertengkaranlah yang akan terjadi.

Allah berfirman : “Musyrik laki-laki berjodoh dengan musyrik perempuan, laki-laki yang berperilaku buruk dengan perempuan yang berperilaku buruk juga” (QS An Nur 3 dan 26)

2. Melalaikan Perintah Shalat

Salah satu perintah yang diwajibkan pada manusia yang langsung Allah tugaskan kepada Nabi Muhammad SAW adalah shalat. Shalat merupakan ibadah umat Islam yang tidak boleh ditinggalkan sedikit pun. Dengan meninggalkan ataupun jarang melakukan shalat, memberikan efek bahwa Allah pun tidak akan cepat dalam merespon keinginan manusia tersebut dalam hal jodoh.

Selain meninggalkan shalat, kerap terjadi pula orang yang menunda-nunda shalat hingga sampai pada akhir waktu. Biasanya perilaku tersebut dikarenakan kesibukan dunia yang melenakan sehingga membuat orang lupa akan ibadah yang wajib. Jangan heran jika Allah tidak mengutamakan setiap doa-doa yang dipanjatkan orang tersebut termasuk salah satunya adalah jodoh.

“Maka kecelakaan bagi orang-orang yang shalat (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya” (QS Al Ma’un 4-5)

3. Melakukan Zina

Salah satu dosa keji yang dibenci oleh Allah adalah berzina. Dalam kisah Nabi Musa a.s pun terdapat penolakan taubat atas perempuan yang sebelumnya telah berzina. Dengan kata lain, melakukan perzinahan akan membuat hubungan manusia dengan Tuhannya menjadi rusak sehingga urusan jodoh pun akan terhalang karena dosa tersebut.

Pernahkah Anda melakukan dosa zina? Jujurlah !! Jika memang pernah melakukannya, lakukan segera taubat yang sesungguh-sungguhnya pada Allah dan mohon ampun atas dosa yang telah dilakukan. Dengan idzin dan sifat pengampunnya, Allah akan menerima taubat seseorang yang ikhlas dan tak mengulangi kesalahannya.

4. Dosa Yang Dilakukan Pada Kedua Orang Tua

Orang tua menjadi sebab hadirnya kita lahir dan hidup di dunia ini. Dengan melakukan dosa terhadap keduanya ataupun salah satu dari keduanya, maka Allah akan murka dan menutup segala sumber rezeki dimana jodoh pun termasuk di dalamnya. Ini karena keridhaan Allah tergantung keridhaan orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua.

Dalam Al Quran, seseorang yang mengatakan “ah” saja pada orang tuanya akan membuat Allah murka. Apalagi jika melakukan perbuatan dosa lainnya. Dengan kata lain, berdosa pada orang tua menjadi penyebab dari jauhnya jodoh yang menghampiri kita.

5. Memutuskan Hubungan Silaturahmi

Silaturahmi tak hanya memperpanjang umur manusia secara hakiki, namun silaturahmi juga akan mempermudah kita dalam mendapatkan rezeki berupa jodoh. Cobalah tengok kembali hubungan kita dengan sanak saudara. Apakah ada keluarga atau saudara kita yang tak pernah bertemu sama sekali? Ataupun terjadi perselisihan sehingga mengakibatkan hubungan persaudaraan menjadi renggang? Cobalah rekatkan kembali hubungan kekeluargaan tersebut karena Allah semata.

“Sesungguhnya orang mukmin itu bersaudara. Oleh karena itu peliharalah persaudaraan dan peliharalah diri kalian di hadapan Allah agar kalian mendapatkan rahmat” (QS Al Hujurat 10)

6. Menggunjing Dan Mengadu Domba Manusia

Perbuatan yang kadang dirasa bukan seperti sebuah dosa yaitu menggunjing, ternyata dapat menghalangi seseorang dalam mendapatkan jodoh. Bahkan pergunjingan yang mengarah pada adu domba jauh lebih buruk dimana terjadi fitnah yang akan merugikan dirinya pula.

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian dari prasangka adalah dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang lain dan jangan menggunjing satu lama lainnya. Adakah diantara kalian yang suka memakan daging bangkai saudaranya sendiri? Maka tentu kamu merasa jijik kepadanya" (QS Al Hujurat 12)

7. Memakan Makanan Yang Haram

Urusan di dunia ini tidak lepas dari namanya halal dan haram. Menggunakan barang atau memakan makanan yang haram dapat menjauhkan seseorang dari mendapatkan rezeki. Saat mendapatkan jodoh terasa sulit, cobalah intropeksi apakah selama ini makanan yang dimakan merupakan makanan dari hasil yang haram atau tidak? Untuk mereka yang kaya, cobalah cek apakah harta yang didapat sudah dibayarkan zakatnya? Itu karena zakat tersebut merupakan hak orang lain yang Allah titipkan kepada kita.

8. Berbuat Kikir

Kemudahan dalam mendapatkan jodoh bisa dilakukan dengan jalan bersedekah. Dengan enggan untuk bersedekah akan secara otomatis menghambat rezeki jodoh dari Allah SWT. Telah banyak kisah yang menjelaskan bagaimana jodoh dapat dijemput dengan jalan bersedekah.

Dengan mengetahui 8 dosa tersebut, kita disadarkan untuk berintropeksi dan melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Jodoh bukan hanya untuk urusan dunia saja, namun lebih jauh lagi menjadi pendamping yang akan menemani di dunia maupun di akhirat kelak.(ARY)


m,terburu-buru dan tidak memiliki keteguhan hati. 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

“Terburu-buru itu dari syetan dan berhati-hati itu dari Allah.” [HR At-Tirmizi No. 2012]

Ketujuh,cinta terhadap harta. 

Selama cinta terhadap harta bersemayam di dalam hati, maka ia akan merusaknya, sehingga mendorong kepada pencarian harta dengan cara yang tidak benar, membawanya kepada sifat kikir, takut miskin dan mencegahnya mengeluarkan hak yang diwajibkan.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripadaNya dan karunia dan Allah Mahaluas (karuniaNya) lagi Mahamengatahui.” [QS. al-Baqarah: 268]

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu , Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah mengingatkan akhir perjalanan harta manusia dengan sabda beliau shallallahu 'alaihi wasallam:

“Seorang hamba berkata: “Hartaku, hartaku,” padahal harta yang dia miliki hanyalah tiga. (Yaitu): yang telah ia makan, lalu dia membinasakannya; yang telah ia pakai, lalu dia menjadikannya usang; yang telah dia berikan (shadaqah karena Allah Ta’ala), lalu ia pasti akan memilikinya. Adapun selain itu, maka ia akan pergi dan meninggalkannya untuk manusia (yaitu ahli warisnya).” [HR. Imam Muslim No. 2959]

Kedelapan,mengajak orang-orang awam kepada fanatisme mazhab,tanpa melaksanakan amalan sesuai esensinya (kepentingannya).

Kesembilan,mengajak orang-orang awam untuk berfikir mengenai Dzat Allah subahanahu wa ta'ala,sifat-sifatNya dan masalah-masalah yang sebenarnya di luar jangkauan akal mereka,sehingga membuat mereka ragu terhadap dasar agama.Karena sesungguhnya akal manusia terbatas,dan ia tidak mampu memikirkan Dzat Allah subhanahu wa ta'ala.

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

“Berfikirlah tentang nikmat-nikmat Allah, dan janganlah kamu berfikir tentang (dzat) Allah ‘Azza wa Jalla.” [Silsilah ash-Shahîhah No. 1788]

Kesepuluh,berburuk sangka terhadap kaum muslimin. 

Melalui pintu ini, syetan ingin memutuskan tentang diri seorang Muslim berdasarkan buruk sangka, melecehkannya, mengatakan yang macam-macam tentang dirinya dan melihat dirinya lebih baik darinya. buruk sangka bisa dibuat sedemikian rupa, sehingga sesuai dengan selera orang yang buruk sangka. Orang mukmin adalah yang memaafkan orang mukmin lainnya, sedangkan orang munafik adalah yang mencari-cari keburukan. Maka setiap orang harus hati-hati terhadap titik-titik sensitif yang sering memancing tuduhan, agar orang lain tidak buruk sangka kepadanya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu , Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

“Jauhilah persangkaan, karena sesungguhnya persangkaan itu adalah berita yang paling dusta. Dan janganlah engkau mencari-cari (mendengarkan) berita tentang kejelakan manusia, janganlah engkau menyelidiki cacat-cacat manusia, janganlah engkau saling melakukan tipu daya, janganlah engkau saling hasad, janganlah engkau saling membenci, janganlah engkau saling membelakangi. Jadilah engkau hamba-hamba Allah yang bersaudara.” [HR. Bukhari No. 6066 & Imam Muslim No. 2563]

Itulah sepuluh pintu masuk bagi syetan.Cara terapinya adalah menutup pintu-pintunya dengan cara membersihkan hati dari sifat-sifat yang tercela.(ARY).

SUAMIKU ENGKAU LAH SURGAKU DAN NERAKA KU




Duhai para istri yang mendamba Surga…
Engkau telah memiliki jalan yang mudah untuk meraihnya
Jika saja engkau muliakan suamimu dan memenuhi hak-haknya atasmu
Tapi engkau pun bisa memilih jalan lain
Ketika engkau lalaikan dirimu dari ridhanya
Maka bersiaplah menuai sengsara di Neraka

Risalah ini adalah motivasi untukku dan untukmu wahai saudariku, baik yang telah menikah, yang belum menikah, dan yang akan menikah. Suami adalah Surga dan Neraka bagi para istri. Melalui perantara suamilah para istri akan mendapatkan ‘hadiah’nya di akhirat kelak. Apakah keridhaan ataukah murka dari Rabbul ‘Alamin yang akan kita dapat…? Semua itu bermula dari bagaimana sikap kita terhadap suami. Maka perhatikanlah dengan seksama.

Suami adalah pemimpin dalam rumah tangga, suami ibarat raja dalam sebuah negara. Istri adalah wakil suami yang harus setia, istri adalah pelaksana semua hal yang diamanatkan padanya. Maka jagalah hal ini dengan sebaik-baiknya.

Wahai saudariku, ketahuilah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengisyaratkan dalam sabdanya:

“Sesungguhnya, jika sekiranya aku memerintahkan seseorang untuk sujud kepada selain Allah, maka aku akan memerintahkan seorang istri untuk sujud kepada suaminya. Maka demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya! Seorang istri tidaklah menunaikan hak Rabb-nya sehingga dia menunaikan hak suaminya.”[1]

Aduhai, alangkah besarnya hak suami terhadap istri-istrinya. Perhatikanlah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang amat agung di atas. Jika manusia dibolehkan sujud kepada manusia, maka yang paling berhak untuk itu adalah suami…

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun hingga bersumpah: Maka demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya! Seorang istri tidaklah menunaikan hak Rabb-nya sehingga dia menunaikan hak suaminya.

Tidaklah dikatakan seorang istri itu memenuhi hak Rabb-nya hingga dia memenuhi hak suaminya. Allahu

Banyak istri dan wanita yang telah lupa dengan pesan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada bibinya Hushain bin Mihshan ketika beliau bertanya tentang sikapnya terhadap suaminya:

“Perhatikanlah olehmu, dimanakah engkau dari (memenuhi hak)nya, karena sesungguhnya dia (suamimu itu) adalah surgamu dan nerakamu.”[2]

Maka, suami itu adalah jalan para istri untuk meraih kenikmatan Surga atau menjadi sebab bagi para istri tenggelam dalam api Neraka. Manakah yang hendak engkau pilih wahai para istri…? Surgakah atau Nerakakah…?

Tahukah engkau, bahwa sedikit sekali kaum wanita yang akan menjadi penghuni Surga? Demikian khabar yang disampaikan oleh al-Mudzakir Muhammad bin ‘Abdullah ‘alaihish sholatu wa sallam dalam sabdanya:

“Sesungguhnya penghuni Surga yang paling sedikit adalah perempuan.”[3]

Bagaimanakah terjadi demikian?

Ketahuilah saudariku, para wanita yang menolak kenikmatan Surga adalah mereka yang durhaka kepada suaminya, kufur nikmat atas pemberian suaminya, dan lisan mereka banyak digunakan untuk melaknat.[4] Wal’iyyadzubillah…

Tidakkah terbetik dalam hatimu untuk menjadi kesayangan bagi suamimu? Untuk menjadi bidadari baginya di dunia dan akhirat? Dan dengannya engkau akan memperoleh ridha dari Rabb-mu yang amat berlimpah…

Habibullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menggambarkan sosok istri yang baik bagi seorang suami[5]. Dan bagaimanakah seorang suami akan menolak istri yang seperti ini, sungguh suatu perkara yang mustahil…

Dari Abu Hurairah, dia berkata: “Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‘Siapakah istri yang baik itu?’

Maka beliau menjawab: ‘Yang menyenangkan apabila dia dipandang dan menta’atinya apabila dia memerintahkannya, dan dia tidak pernah menyalahi suaminya pada dirinya dan hartanya yang suaminya tidak menyukainya.’”[6]

Tahukah engkau siapa istri yang baik itu…?

Yang telah disabdakan oleh Nabi yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau ditanya…

Istri yang baik adalah…

-Yang apabila suami melihat dan memandang kepadanya…
-Pasti akan menyenangkan suaminya…
-Pasti akan menyejukkan pandangan mata suaminya…
-Dan dirinya selalu berhias…
-Wajahnya selalu berseri dan menenangkan hati…
-Penampilan dan pakaiannya selalu menarik…

Dan pada semuanya…

Demi menunaikan hak suaminya…
Sehingga sang suami akan mengatakan, istriku sangatlah menarik…

Akan tetapi, bagaimana dengan istri yang tidak baik…

Istri yang tidak baik itu adalah…

-Istri yang tidak menyenangkan apabila dipandang…
-Wajahnya selalu cemberut dan merengut ketika bertemu dengan suaminya…
-Dirinya selalu menyusahkan hati dan fikiran suaminya…
-Pada penampilan dan pakaiannya selalu kusut dan tidak menarik…
-Sikap dan tutur katanya keras dan kasar…
-Sehingga ketika suami berada bersamanya, maka dia seolah berada dalam Neraka…

Suamiku, engkau adalah Surgaku dan Nerakaku. Maka apa lagi yang akan kuutamakan sebagai seorang istri selain memenuhi hak-hakmu atas diriku. Akan kujadikan engkau senantiasa ridha padaku. Akan kujaga amanat yang telah engkau embankan di pundakku. Dan tidaklah aku akan membantah perintahmu selain perintah untuk bermaksiat kepada Allah…

*

Demikianlah risalah sederhana ini tersusun dengan mengharap wajah-Nya. Semoga shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, dan para pengikutnya hingga yaumil akhir kelak.

Semoga Allah senantiasa melapangkan qulub-qulub yang sempit oleh syahwat dan syubhat kepada jalan kebenaran yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Shahabatnya ridwanullahu ‘alaihim ajma’in berada di atasnya.

Wallahu Ta’ala a’lam bish showab.(..ary)